LAPORAN PROJECT
KOMUNIKASI PADA KLIEN ANAK
TENTANG PERILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PEMOTONGAN KUKU)
DISUSUN OLEH
Nama : SEA PARADISE
NIM : C1013071
KELAS 1B S1 ILMU KEPERAWATAN
MATA KULIAH : KEPERAWATAN DEWASA I
DOSEN PEMBIMBING : Ns. RIZKI CINTYA DEWI, S.Kep
STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jl. Cut Nyak Dien
Kalisapu slawi Kab. Tegal
Telp.(0283)
6197570,6197571
TAHUN 2013 / 2014
BAB
I
LATAR
BELAKANG
A. LATAR BELAKANG
Komunikasi pada anak
merupakan bagian penting dalam membangun kepercayaan diri kita dengan anak.
Melalui komunikasi akan terjalin rasa percaya, rasa kasih sayang dan
selanjutnya anak akan memiliki suatu penghargaan pada dirinya.
Secara umum pengertian
komunikasi anak merupakan proses pertukaran informasi yang disampaikan oleh anak
kepada orang lain dengan harapan orang yang diajak dalam pertukaran informasi
tersebut mampu memenuhi kebutuhannya. Dalam tinjauan ilmu keperawatan anak,
anak merupakan seseorang yang membutuhkan suatu perhatian dan kasih sayang,
sebagai kebutuhan khusus anak yang dapat dipenuhi dengan cara komunikasi baik
secara verbal maupun non verbal yang dapat menumbuhkan kepercayaan pada anak
sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai.
Komunikasi
dapat berbentuk verbal, non verbal dan abstrak. Komunikasi verbal seperti, ekspresi
vokal dalam bentuk tertawa, merintih,
berteriak atau menangis. Komunikasi
non-verbal yang sering disebut sebagai bahasa tubuh, seperti isyarat, kontak
mata, sentuhan, ekspresi wajah, postur
tubuh dan reaksi terhadap sesuatu, sedangkan komunikasi abstrak seperti permainan,
ekspresi artistik (seni) , simbol , photo grafi dan cara memilih pakaian. Hanya karena komunikasi abstrak memungkinkan
menggunakan penguasaan dan pengontrolan kesadaran melebihi
komunikasi verbal, maka komunikasi abstrak kurang dapat dipercaya untuk
menunjukkan perasaan yang sebenarnya, khususnya dalam berkomunikasi dengan
anak-anak.
Pada usia anak,
otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima
dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Oleh
karena itu, kita hendaknya memanfaatkan masa anak untuk memberikan pendidikan
karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan
kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang. Dan semua itu dapat terwujud
jika kita melakukan komunikasi yang baik dengan anak.
B. TUJUAN
1.
Perawat mampu melakukan komunikasi terapeutik pada klien anak.
2.
Perawat dapat menyampaikan pesan kepada klien anak dengan menggunakan
teknik verbal dan non verbal.
3.
Perawat
mendapatkan informasi tentang hambatan yang terjadi pada saat berkomunikasi
dengan anak.
4.
Mengurangi keraguan, dan membantu dalam hal mengambil
tindakan yang efektif.
5.
Mempengaruhi orang lain , lingkungan fisik dan dirinya
sendiri.
BAB
II
KOMUNIKASI
PADA ANAK
A. KARAKTERISTIK KLIEN
IDENTITAS
Nama lengkap : Nifana Dewi
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 7 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl. Arjuna Gg.12
No. 57 RT 02/III Slerok
Tegal 52125
Agama : Islam
Pendidikan
terakhir : TK
Karakter : Mudah tersenyum, ceria, tipe yang mau
memperhatikan, tidak terlalu banyak bicara,
pemalu saat pertama bertemu, mudah menyesuaikan diri, disatu sisi mandiri
tetapi disisi lain butuh dorongan untuk melakukan sesuatu
Karakteristik
fisik : TB 124 cm,BB 23 kg,
rambut hitam lurus
dengan panjang sebahu, mata cukup besar, bibir
tebal, wajah bulat, bentuk tubuh ideal, warna kulit sawo matang
Fungsi
pendengaran : Baik
Fungsi
penglihatan : Baik
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan
utama : Kurang membiasakan diri untuk
menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal memotong
kuku
Keluhan sekarang : Keadaan kuku tangan yang panjang
Keluhan
dahulu : Kurang membiasakan diri
untuk
menerapkan
pemotong kuku dan sering sakit perut
B.
TEKNIK
KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN DAN ANALISA
1. Komunikasi Nonverbal
a. Nada suara (tone voices)
Dalam
melakukan komunikasi, perawat menggunakan nada suara yang jelas, namun hangat
dan lembut,serta suara yang tenang, bersahabat dan yakin. Hal ini agar anak
merasa nyaman saat berkomunikasi. Dan juga perawat berbicara dengan nada suara
yang rendah dan lambat. Agar pasien anak jauh lebih mengerti apa yang
ditanyakan oleh perawat.
Seperti nada suara yang saya gunakan kepada
klien saya yaitu lambat, tempo rendah, ramah, tenang, dan suara mantap, jelas,
hangat serta lembut.
b. Kontak mata dan ekspresi wajah
Kontak mata dan ekspresi wajah adalah hal yang
penting saat berkomunikasi. Kontak mata yang baik adalah kontak mata yang
tenang dan penuh perhatian. Sedangkan ekspresi wajah yang ditunjukan adalah
ekspresi wajah tersenyum, ceria dan tenang. Dalam melakukan kontak mata dengan
anak jangan memberi tatapan mata yang berlebihan, jangan sampai membuat anak
merasa tidak nyaman karena tatapan kita. Perawat bisa mengajak anak bersama
untuk memandang sesuatu lain di sekitarnya.
Seperti halnya saat saya memperkenalkan
pemotong kuku, saat membantu klien membersihkan tangannya, dan kemudian saat mengajak
klien untuk melihat bagaimana sela – sela kuku dibersihkan.
c. Sentuhan
Sentuhan saat berkomunikasi perlu dilakukan
untuk membuat anak merasa nyaman. Ketika anak sudah nyaman dan merasa cocok
dengan perawat, maka anak akan lebih mudah percaya dan perawat dapat lebih
mudah untuk mengambil hati anak tersebut.
Dalam video ini sentuhan yang saya gunakan
adalah sentuhan pada daerah intim, yaitu pada bagian pundak dan telapak tangan.
Dengan sentuhan ini, saya mengharapkan anak dapat merasa nyaman dan santai dan
dapat meningkatkan keakraban. Sehingga anak tidak merasa tegang dalam mengikuti
tindakan - tindakan yang saya lakukan.
d.
Body language
Bahasa tubuh yang digunakan harus sederhana
dan mudah dimengerti oleh anak sehingga anak tidak akan salah tangkap dengan
pesan yang inginkan.
Dalam video yang saya buat, bahasa tubuh yang
saya gunakan antara lain gerakan tangan untuk mengatakan ‘jangan seperti itu’
dan gerakan tangan saat mengatakan nama saya.
e. Teknik
Dalam komunikasi yang saya buat, saya
menggunakan teknik pemberian pertanyaan, yaitu memberikan kesempatan kepada
anak untuk mengatakan pendapat dan persepsinya ketika saya menanyakan sesuatu.
Selain itu juga saya menggunakan teknik bercerita. Bercerita yang saya lakukan
disini bukan kategori cerita fantasi, melainkan bercerita secara logis
(edukasi) dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.
2. Komunikasi verbal
a. Open
- ended questioning (pertanyaan
terbuka)
Pertanyaan terbuka dapat membuat anak
terangsang untuk berbicara.
Seperti yang saya lakukan ketika menanyakan
apa akibat jika kuku dalam keadaan kotor dan panjang, dan anak memberika
jawabannya dengan mengatakan dapat menimbulkan sakit perut.
b.
Informing
Informing merupakan teknik komunikasi melalui
pemberian informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anak.
Dalam video yang saya buat, saya menekankan
pemberian info tentang arti penting memotong kuku dan cara membersihkan kuku
setelah dilakukan pemotongan.
c. Clarification (penegasan pernyataan)
Teknik ini digunakan untuk memperjelas,
menjernihkan, mengungkapkan kembali pernyataan yang dianggap kurang jelas.
Dalam video ini saya menegaskan kembali
tentang pentingnya memotong kuku.
3.
Hambatan
a.
Media
Media
yang digunakan untuk merekam tindakan yang saya lakukan sangat terbatas, yaitu
hanya dengan menggunakan ponsel. Akibatnya volume yang dihasilkan tidak begitu
jelas dan keras. Kemudian gambar menjadi pecah ketika diputar di laptop karena
kualitas video yang rendah.
b. Lingkungan
Keadaan Lingkungan sekitar saat pembuatan
video kurang efektif. Pada awalnya lingkungan memang dalam keadaan kondusif,
namun ditengah tengah kegiatan interaksi ada beberapa orang yang berlalu
lalang, dan akibat aktivitas tersebut, sedikit mengurangi pencahayaan yang
sudah diatur. Dan salah satu diantara orang - orang tersebut dengan sengaja
menimbulkan bunyi tertentu, sehingga terdengar jelas ada bunyi asing yang ikut
terekam dalam video tersebut.
c.
Personal
komunikator
Ketika
saya memberikan pertanyaan kepada anak dan anak hanya menjawab dengan sangat
singkat. Kemudian saya mencoba memancing dengan pertanyaan berikutnya, tetapi
anak masih saja menjawab dengan jawaban sekenanya. Hal ini menjadikan saya
sedikit kesulitan untuk menarik perhatian anak, karena ank tidak merespon
dengan baik sesuai dengan yang saya harapkan.
Ada beberapa bagian yang saya terlihat bingung
ketikaa akan membahas pembicaraan selanjutnya. Hal ini terjadi akibat kurang
siapnya saya dalam berkomunikasi.
d. Personal Komunikan
1. Keterbatasan
dalam perkembangan bahasa, konsep dan pengalaman.
2.
Keterbatasan
dalam memahami konsep abstrak.
3.
Kadangkala
kurang atau tidak tanggap dalam diajak bicara.
4.
Ucapan kata
tidak jelas.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam
komunikasi pada klien anak adalah dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh anak.
2. Untuk dapat berkomunikasi dengan nyaman kepada
anak, teknik nonverbal yang perlu diperhatikan adalah nada suara, kotak
mata,ekpresi wajah, sentuhan, dan bahasa tubuh.
3. Untuk dapat berkomunikasi dengan nyaman kepada
pasien, teknik verbal yang perlu diperhatikan adalah dengan pemberian informasi
yang benar dan sederhana, memberikan pertanyaan terbuka, dan melakukan
penegasan pernyataan.
4. Hambatan yang di jumpai dalam berkomunikasi
dengan anak antara lain ketersediaan media, keadaan lingkungan, kesiapan
komunikator dan respon komunikan yang kurang sesuai harapan.
5. Kenyamanan dan kesiapan (baik mental, media,
dan topik) adalah faktor utama terjadinya komunikasi efektif pada anak.
3.2 SARAN
Diharapkan untuk
mahasiswa/mahasiswi keperawatan dan tim keperawatan, dalam melakukan komunikasi
kepada anak menggunakan teknik verbal dan nonverbal yang sesuai dengan kondisi
anak, sehingga konsep terapeutik yang diharapkan benar – benar terjadi. Klien
dengan status kesehatan kurang baik, dengan adanya komunikasi terapeutik ini
diharapkan status kesehatannya akan cepat membaik. Sedangkan klien dengan
status kesehatan baik akan menjadi lebih baik satu atau beberapa tingkat di
atasnya.
REFERENSI
Alimul, Aziz. 2004. Buku Saku Praktikum
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Hidayat, Aziz
Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan
anak 1. Surabaya: Salemba Medika.
Alimul, Aziz. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia :
Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Perry
& Potter. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Edisi
4. Jakarta: EGC
Sacharin, Rosa
M. 1996. Pinsip Keperawatan Pediatrik.
Edisi 2. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan
Pediatrik. Jakarta: EGC
LAMPIRAN
No comments:
Post a Comment