Thursday, April 17, 2014

PROJECT KOMUNIKASI



 
LAPORAN PROJECT
 KOMUNIKASI PADA KLIEN ANAK
TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PEMOTONGAN KUKU)

DISUSUN OLEH
Nama : SEA PARADISE
NIM   : C1013071
KELAS 1B S1 ILMU KEPERAWATAN

MATA KULIAH : KEPERAWATAN DEWASA I
DOSEN PEMBIMBING : Ns. RIZKI CINTYA DEWI, S.Kep
STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jl. Cut Nyak Dien Kalisapu slawi Kab. Tegal
Telp.(0283) 6197570,6197571
TAHUN 2013 / 2014


BAB I
LATAR BELAKANG

A.      LATAR BELAKANG
Komunikasi pada anak merupakan bagian penting dalam membangun kepercayaan diri kita dengan anak. Melalui komunikasi akan terjalin rasa percaya, rasa kasih sayang dan selanjutnya anak akan memiliki suatu penghargaan pada dirinya.
Secara umum pengertian komunikasi anak merupakan proses pertukaran informasi yang disampaikan oleh anak kepada orang lain dengan harapan orang yang diajak dalam pertukaran informasi tersebut mampu memenuhi kebutuhannya. Dalam tinjauan ilmu keperawatan anak, anak merupakan seseorang yang membutuhkan suatu perhatian dan kasih sayang, sebagai kebutuhan khusus anak yang dapat dipenuhi dengan cara komunikasi baik secara verbal maupun non verbal yang dapat menumbuhkan kepercayaan pada anak sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai.
Komunikasi dapat berbentuk verbal, non verbal dan abstrak.    Komunikasi verbal seperti, ekspresi vokal dalam bentuk tertawa,  merintih, berteriak atau menangis.   Komunikasi non-verbal yang sering disebut sebagai bahasa tubuh, seperti isyarat, kontak mata, sentuhan, ekspresi wajah,  postur tubuh dan reaksi terhadap sesuatu, sedangkan  komunikasi abstrak seperti permainan, ekspresi artistik (seni) , simbol , photo grafi dan cara memilih pakaian.  Hanya  karena komunikasi abstrak memungkinkan menggunakan penguasaan dan pengontrolan kesadaran melebihi komunikasi verbal, maka komunikasi abstrak kurang dapat dipercaya untuk menunjukkan perasaan yang sebenarnya, khususnya dalam berkomunikasi dengan anak-anak.
Pada usia anak, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Oleh karena itu, kita hendaknya memanfaatkan masa anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang. Dan semua itu dapat terwujud jika kita melakukan komunikasi yang baik dengan anak.

B.      TUJUAN
1.     Perawat mampu melakukan komunikasi terapeutik pada klien anak.
2.     Perawat dapat menyampaikan pesan kepada klien anak dengan menggunakan teknik verbal dan non verbal.
3.     Perawat mendapatkan informasi tentang hambatan yang terjadi pada saat berkomunikasi dengan anak.
4.      Mengurangi keraguan, dan membantu dalam hal mengambil tindakan yang  efektif.
5.      Mempengaruhi orang lain , lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

BAB II
KOMUNIKASI PADA ANAK

A.   KARAKTERISTIK KLIEN
IDENTITAS
Nama lengkap              : Nifana Dewi
Jenis kelamin                : Perempuan
Usia                                 : 7 tahun
Pekerjaan                      : Pelajar
Alamat                           : Jl. Arjuna Gg.12 No. 57 RT 02/III Slerok   
Tegal 52125
Agama                            : Islam
Pendidikan terakhir    : TK
Karakter                        :  Mudah tersenyum, ceria, tipe yang mau
memperhatikan, tidak terlalu banyak bicara, pemalu saat pertama bertemu, mudah menyesuaikan diri, disatu sisi mandiri tetapi disisi lain butuh dorongan untuk melakukan sesuatu
Karakteristik fisik          : TB 124 cm,BB 23 kg, rambut hitam lurus   
dengan panjang sebahu, mata cukup besar, bibir tebal, wajah bulat, bentuk tubuh ideal, warna kulit sawo matang
Fungsi pendengaran : Baik
Fungsi penglihatan     : Baik
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama            : Kurang membiasakan diri untuk
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal memotong kuku
Keluhan sekarang       : Keadaan kuku tangan yang panjang
Keluhan dahulu           : Kurang membiasakan diri untuk
                                        menerapkan pemotong kuku dan sering sakit perut

B.      TEKNIK KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN DAN ANALISA
1.     Komunikasi Nonverbal
a.     Nada suara (tone voices)
Dalam melakukan komunikasi, perawat menggunakan nada suara yang jelas, namun hangat dan lembut,serta suara yang tenang, bersahabat dan yakin. Hal ini agar anak merasa nyaman saat berkomunikasi. Dan juga perawat berbicara dengan nada suara yang rendah dan lambat. Agar pasien anak jauh lebih mengerti apa yang ditanyakan oleh perawat.
Seperti nada suara yang saya gunakan kepada klien saya yaitu lambat, tempo rendah, ramah, tenang, dan suara mantap, jelas, hangat serta lembut.


b.     Kontak mata dan ekspresi wajah
Kontak mata dan ekspresi wajah adalah hal yang penting saat berkomunikasi. Kontak mata yang baik adalah kontak mata yang tenang dan penuh perhatian. Sedangkan ekspresi wajah yang ditunjukan adalah ekspresi wajah tersenyum, ceria dan tenang. Dalam melakukan kontak mata dengan anak jangan memberi tatapan mata yang berlebihan, jangan sampai membuat anak merasa tidak nyaman karena tatapan kita. Perawat bisa mengajak anak bersama untuk memandang sesuatu lain di sekitarnya.
Seperti halnya saat saya memperkenalkan pemotong kuku, saat membantu klien membersihkan tangannya, dan kemudian saat mengajak klien untuk melihat bagaimana sela – sela kuku dibersihkan.
c.      Sentuhan
Sentuhan saat berkomunikasi perlu dilakukan untuk membuat anak merasa nyaman. Ketika anak sudah nyaman dan merasa cocok dengan perawat, maka anak akan lebih mudah percaya dan perawat dapat lebih mudah untuk mengambil hati anak tersebut.
Dalam video ini sentuhan yang saya gunakan adalah sentuhan pada daerah intim, yaitu pada bagian pundak dan telapak tangan. Dengan sentuhan ini, saya mengharapkan anak dapat merasa nyaman dan santai dan dapat meningkatkan keakraban. Sehingga anak tidak merasa tegang dalam mengikuti tindakan - tindakan yang saya lakukan.
d.     Body language
Bahasa tubuh yang digunakan harus sederhana dan mudah dimengerti oleh anak sehingga anak tidak akan salah tangkap dengan pesan yang inginkan.
Dalam video yang saya buat, bahasa tubuh yang saya gunakan antara lain gerakan tangan untuk mengatakan ‘jangan seperti itu’ dan gerakan tangan saat mengatakan nama saya.
e.     Teknik
Dalam komunikasi yang saya buat, saya menggunakan teknik pemberian pertanyaan, yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mengatakan pendapat dan persepsinya ketika saya menanyakan sesuatu. Selain itu juga saya menggunakan teknik bercerita. Bercerita yang saya lakukan disini bukan kategori cerita fantasi, melainkan bercerita secara logis (edukasi) dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.

2.     Komunikasi verbal
a.     Open - ended questioning (pertanyaan terbuka)
Pertanyaan terbuka dapat membuat anak terangsang untuk berbicara.
Seperti yang saya lakukan ketika menanyakan apa akibat jika kuku dalam keadaan kotor dan panjang, dan anak memberika jawabannya dengan mengatakan dapat menimbulkan sakit perut.
b.     Informing
Informing merupakan teknik komunikasi melalui pemberian informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anak.
Dalam video yang saya buat, saya menekankan pemberian info tentang arti penting memotong kuku dan cara membersihkan kuku setelah dilakukan pemotongan.
c.      Clarification (penegasan pernyataan)
Teknik ini digunakan untuk memperjelas, menjernihkan, mengungkapkan kembali pernyataan yang dianggap kurang jelas.
Dalam video ini saya menegaskan kembali tentang pentingnya memotong kuku.

3.     Hambatan
a.        Media
Media yang digunakan untuk merekam tindakan yang saya lakukan sangat terbatas, yaitu hanya dengan menggunakan ponsel. Akibatnya volume yang dihasilkan tidak begitu jelas dan keras. Kemudian gambar menjadi pecah ketika diputar di laptop karena kualitas video yang rendah.
b.       Lingkungan
Keadaan Lingkungan sekitar saat pembuatan video kurang efektif. Pada awalnya lingkungan memang dalam keadaan kondusif, namun ditengah tengah kegiatan interaksi ada beberapa orang yang berlalu lalang, dan akibat aktivitas tersebut, sedikit mengurangi pencahayaan yang sudah diatur. Dan salah satu diantara orang - orang tersebut dengan sengaja menimbulkan bunyi tertentu, sehingga terdengar jelas ada bunyi asing yang ikut terekam dalam video tersebut.
c.        Personal komunikator
                Ketika saya memberikan pertanyaan kepada anak dan anak hanya menjawab dengan sangat singkat. Kemudian saya mencoba memancing dengan pertanyaan berikutnya, tetapi anak masih saja menjawab dengan jawaban sekenanya. Hal ini menjadikan saya sedikit kesulitan untuk menarik perhatian anak, karena ank tidak merespon dengan baik sesuai dengan yang saya harapkan.
Ada beberapa bagian yang saya terlihat bingung ketikaa akan membahas pembicaraan selanjutnya. Hal ini terjadi akibat kurang siapnya saya dalam berkomunikasi.


d.     Personal Komunikan
1.     Keterbatasan dalam perkembangan bahasa, konsep dan pengalaman.
2.     Keterbatasan dalam memahami konsep abstrak.
3.     Kadangkala kurang atau tidak tanggap dalam diajak bicara.
4.     Ucapan kata tidak jelas.




BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
1.     Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam komunikasi pada klien anak adalah dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh anak.
2.     Untuk dapat berkomunikasi dengan nyaman kepada anak, teknik nonverbal yang perlu diperhatikan adalah nada suara, kotak mata,ekpresi wajah, sentuhan, dan bahasa tubuh.
3.     Untuk dapat berkomunikasi dengan nyaman kepada pasien, teknik verbal yang perlu diperhatikan adalah dengan pemberian informasi yang benar dan sederhana, memberikan pertanyaan terbuka, dan melakukan penegasan pernyataan.
4.     Hambatan yang di jumpai dalam berkomunikasi dengan anak antara lain ketersediaan media, keadaan lingkungan, kesiapan komunikator dan respon komunikan yang kurang sesuai harapan.
5.     Kenyamanan dan kesiapan (baik mental, media, dan topik) adalah faktor utama terjadinya komunikasi efektif pada anak.

3.2  SARAN
                   Diharapkan untuk mahasiswa/mahasiswi keperawatan dan tim keperawatan, dalam melakukan komunikasi kepada anak menggunakan teknik verbal dan nonverbal yang sesuai dengan kondisi anak, sehingga konsep terapeutik yang diharapkan benar – benar terjadi. Klien dengan status kesehatan kurang baik, dengan adanya komunikasi terapeutik ini diharapkan status kesehatannya akan cepat membaik. Sedangkan klien dengan status kesehatan baik akan menjadi lebih baik satu atau beberapa tingkat di atasnya.







REFERENSI

Alimul, Aziz. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan anak 1. Surabaya: Salemba Medika.
Alimul, Aziz. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Perry & Potter. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC
Sacharin, Rosa M. 1996. Pinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC


LAMPIRAN



No comments:

Post a Comment