Wednesday, October 29, 2014

ANALISA FUNGSI MANAJEMEN Dr. SONDANG P SIAGIAN DENGAN TUPOKSI RUMAH SAKIT


PERBANDINGAN FUNGSI MANAJEMEN MENURUT TEORI  DR. SONDANG P SIAGIAN DENGAN TEORI DALAM RUMAH SAKIT


 

Disusun oleh :
1.     Pindinus Saputra
2.     Renanda Tri Amanda
3.     Rizal Qolbi Fatkhullah
4.     Sea Paradise
5.     Siti Awaliyah Ulfa
6.     Siti Umayah
7.     Syufah Mutoharoh
8.     Wiwi Safitri
9.     Yuana Meliawati
10.           Yusni Maryati

STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jl. Cut Nyak Dien Kalisapu slawi Kab. Tegal
TAHUN 2013 / 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT  yang telah memberikan  kenikmatan kepada kita semua  sehingga kami bisa membuat makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Kami Mengucapkan terimakasih kepada pihak - pihak yang telah membantu dan mendukung kegiatan kami dalam pembuatan makalah ini. Kami sadar makalah ini masih banyak kekurangan. Kami mengharap kritik dan saran dari pihak – pihak sebagai penunjang dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

                                   
                                                                                    Oktober 2014


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................   i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
BAB II KONSEP TEORI
2.1 TEORI Dr. SONDANG P SIAGIAN.................................................... 2
2.2 KEPALA BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN..................... 8
2.3 KEPALA RUANG RAWAT............................................................... 10
BAB III PEMBAHASAN................................................................................... 12
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN.................................................................................... 16
4.2 SIMPULAN.......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 17



 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas fisik maupun psikis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya secara maksimal. Salah satu aktifitas itu ditujukan sebagai sebuah proses untuk menyelesaikan tugas yang diakhiri dengan sebuah karya yang dapat dinikmati oleh manusia. Proses itulah yang dalam kehidupan kita sebut bekerja.
Dimasa sekarang ini, manusia selalu saling membutuhkan satu sama lain agar tujuan dalam hidup dapat lebih mudah tercapai. Dari rasa saling membutuhkan ini muncul keinginan untuk bekerja sama dalam satu hal ataupun lainnya. Dari kerja sama ini kemudian muncul keinginan untuk dapat mengatur, merencanakan, dan mengevaluasi tujuan kerja sama yang semula diharapkan.
Organisasi memulai fungsi pertama yaitu perencanaan dalam mencapai tujuan. Kemudian dilaksanakan melalui berbagai upaya seperti berbagai tugas menempatkan petugas yang tepat. Temuan dalam pengawasan merupakan umpan balik yang sangat berguna untuk memperbaiki perencanaan tahapan berikutnya. Inilah kesinambungan sustainable dan perencanaannya disebut rulling plan.

B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui fungsi manajemen menurut Dr. Sondang P Siagian
2.      Untuk mengetahui fungsi manajemen suatu rumah sakit
3.      Untuk mengetahui perbandingan fungsi manajemen antara teori dr. Sondang dengan rumah sakit


BAB II
KONSEP TEORI

2.1 TEORI Dr. SONDANG P SIAGIAN
Telah diketahui bahwa pada dasarya administrasi berfungsi untuk menentukan tujuan organisasi dan merumuskan kebijakan umum, sedangkan manajemen berfungsi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang telah dirumuskan.
Dalam proses pelaksanaannya, administrasi dan manajemen mempunyai tugas-tugas tertentu yang harus dilaksanakan sendiri. Tugas-tugas itulah yang biasa disebut/diartikan sebagai fungsi-fungsi administrasi dan manajemen.
Menurut Prof Dr Sondang P Siagian MA, manajemen adalah bertujuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan-kegiatan orang lain.
Dalam bukunya “Fungsi-fungsi managerial” dan “Filsafat Administrasi” Dr. Sondang menjelaskan  fungsi – fungsi administrasi dan manajemen itu ialah :
1.         Perencanaan (Planning)
2.         Pengorganisasian (Organizing)
3.         Pemberian Motivasi (Motivating)
4.         Pengawasan (Controling)
5.         Penilaian (Evaluating)
Fungsi-fungsi tersebut mutlak harus dijalankan oleh administrasi dan manajemen. Ketidakmampuan untuk menjalankan fungsi-fungsi itu akan mengakibatkan lambat atau cepat matinya organisasi.


A.       Perencanaan (Planning)
Planning dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Pengertian tersebut menunjukan bahwa perencanaan merupakan fungsi administrasi dan manajemen yang pertama. Alasannya ialah bahwa tanpa adanya rencana, maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka usaha pencapain tujuan. Perencanaan menjadi fungsi pertama karena ia merupakan dasar dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan selanjutnya.
Salah satu cara yang paling mudah dikemukakan dalarn penyusunan rencana adalah dengan mengatakan bahwa perencanaan berarti mencari dan menemukan jawaban terhadap 6 pertanyaan yaitu :


1.              What (Apa)
2.              Where (Dimana)
3.              When (Kapan)
4.    How (Bagaimana)
5.    Who (Siapa)
6.    Why (Mengapa)


Pertanyaan tersebut menjadi:
1.        Apa kegiatan – kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya ?
2.        Dimana kegiatan – kegiatan tertentu dijalankan? Pertanyaan ini mencakup letak bangunan organisasi yang hendak didirikan, tata ruang yang disusun, tempat sumber tenaga kerja.
3.        Kapan kegiatan – kegiatan tertentu hendak dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa dalam rencana harus tergambar sistem prioritas yang dipergunakan, penjadwalan waktu dan hal-hal yang berhubungan dengan faktor waktu.
4.        Bagaimana cara melaksanakan kegiatan – kegiatan ke arah tercapainya tujuan ? Yang dicakup oleh pertanyaan ini menyangkut soal sistem dan tata kerja, standar yang harus dipenuhi, cara pembuatan dan penyampaian laporan, cara menyimpan dokumen dan lain-lain.
5.        Pertanyaan “siapa” berarti diketemukannya jawaban dalam rencana tentang gambaran pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab.
6.        Secara filosofis, pertanyaan yang terpenting di antara rangkaian pertanyaan ini ialah pertanyaan “mengapa”. Terpenting karena pertanyaan ini ditunjukan kepada kelima pertanyaan yang mendahuluinya. Jika kelompok pimpinan dapat memuaskan dirinya atas jawaban-jawaban yang diperoleh terhadap keenam pertanyaan itu, akan terciptalah suatu rencana yang baik.

B.        Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian ialah keseluruhan proses pengelompokan orang – orang, alat – alat, tugas – tugas, tanggungjawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Definisi   tersebut   menunjukan   bahwa   pengorganisasian merupakan langkah pertama ke arah pelaksanaan rencana yang telah tersusun sebelumnya. Dengan demikian adalah suatu hal yang logis pula apabila pengorganisasian sebagai fungsi administrasi dan manajemen ditempatkan sebagai fungsi kedua, mengikuti fungsi perencanaan. Juga terlihat dalam definisi itu bahwa pelaksanaan fungsi pengorganisasian menghasilkan suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang bulat.
Organisasi sebagai alat administrasi dan manajemen terlihat penting apabila diingat bahwa bergerak tidaknya organisasi ke arah pencapain tujuan sangat tergantung atas kemampuan manusia dalam organisasi menggerakan organisasi itu ke arah yang telah ditetapkan.


C.       Penggerakan (Motivating)
Penggerakan ialah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikan rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
“Motivating” secara implisit berarti bahwa pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para bawahannya dan dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instuksi, nasehat dan koreksi     jika diperlukan.
Pelaksanaan fungsi “Motivating” dalam organisasi dapat dijalankan dengan baik dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1.        Jelaskan tujuan organisasi kepada setiap orang yang ada dalam organisasi.
2.        Usahakan agar setiap orang menyadari, memahami serta menerima baik tujuan tersebut.
3.        Usahakan agar setiap orang mengerti struktur organisasi.
4.        Tekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
5.        Perlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian.
6.        Berikan penghargaan serta pujian kepada bawahan yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang-orang yang kurann mampu bekerja.
7.        Yakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalain organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal-maksimalnya.




D.       Pengawasan (Controling)
Pengawasan ialah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Dari definisi ini jelas terlihat bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan.
Artinya bahwa perencanaan dan pengawasan merupakan kedua belahan mata uang yang sama. Jelas bahwa tanpa rencana pengawasan tidak mungkin dilaksanakan karena tidak ada pedoman untuk melakukan pengawasan itu. Sebaliknya rencana tanpa pengawasan akan berarti timbulnya penyimpangan-penyimpangan dan atau penyelewengan-penyelewengan yang serius tanpa ada alat untuk mencegahnya.
Jelaslah kiranya bahwa pengawasan sangat menentukan peranannya dalam usaha pencapaian tujuan. Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pengawasan itu mutlak diperlukan karena manusia bersifat salah dan khilaf. Dus manusia dalam organisasi perlu diamati, bukan dengan maksud untuk mencari kesalahannya kemudian menghukumnya, akan tetapi untuk mendidik dan membimbing. Hal ini kiranya sangat penting untuk diperhatikan karena para pemimpin dalam suatu organisasi sering lupa bahwa seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang ikhlas memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan. Hanya saja setelah kesalahan diperbuat, adalah menjadi tugas pimpinan untuk memperbaiki kesalahan itu dengan jalan memberikan bimbingan kepada bawahannya agar ia tidak mengulangi kesalahan yang sama, akan tetapi berani untuk berbuat kesalahan yang lain.
Jika seorang bawahan selalu diancam dengan hukuman setiap kali ia berbuat kesalahan, maka bawahan tersebut tidak akan berkembang karena dalam setiap tindakannya ia akan selalu dikuasai oleh rasa takut. Akibatnya ia tidak akan berani mempunyai prakarsa,mengambil keputusan dan akhimya akan kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri. Ini tidak boleh terjadi.
Kendati demikian perlu diperhatikan pula bahwa pernyataan diatas tidak berarti bahwa seorang pimpinan tidak boleh menghukum bawahannya. Memang seorang pimpinan dapat bertindak punitif jika seorang bawahan, meskipun telah berulang kali dibimbing, terus menerus berbuat kesalahan yang sama.
Proses pengawasan pada dasamya dilaksanakan oleh administrasi , manajemen dengan mempergunakan dua macam teknik, yakni:
1.    Pengawasan langsung (direct control)
2.    Pengawasan tidak langsung (indirect control)
Yang dimaksud pengawasan langsung ialah apabila pimpinan organisasi mengadakan sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan. Sementara pengawasan tidak langsung ialah pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan. Laporan itu dapat berbentuk tertulis dan lisan.
Kelemahan daripada pengawasan tidak langsung ialah bahwa sering para bawahan hanya melaporkan hal-hal yang positif saja Padahal, seorang pimpinan yang baik akan menuntut bawahannya untuk melaporkan beberapa hal, baik yang bersifat positif maupun negatif Karena kalau hanya hal-hal yang positif saja yang dilaporkan, pimpinan tidak akan mengetahui keadaan yang sesungguhnya. Akibatnya dia akan mengambil kesimpulan yang salah. Lebih jauh lagi ia akan mengambil keputusan yang salah.
Kesimpulannya ialah bahwa pengawasan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila hanya bergantung kepada laporan saja, karena itu pengawasan tidak langsung tidak cukup. Adalah bijaksana apabila pimpinan organisasi menggabungkan teknik pengawasan langsung dan tidak langsung dalam melakukan fungsi pengawasan itu.
E.        Penilaian (evaluating)
Penilaian adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang telah dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hakekat dari penilaian adalah penilaian ditujukan kepada satu fase tertentu dalam satu proses setelah fase itu seluruhnya selesai dikerjakan. Berbeda dengan pengawasan yang ditujukan kepada fase yang masih dalam proses pelaksanaan.
Penilaian bersifat korektif terhadap fase yang telah selesai dikerjakan. Korektifitas yang menjadi sifat penilaian itu sangat berguna bukan untuk fase yang telah selesai, akan tetapi untuk fase berikutnya. Artinya, melalui penilaian harus diketemukan kelemahan-kelemahan sistem yang dipergunakan dalam fase yang baru saja selesai. Juga harus diketemukan penyimpangan-penyimpangan dan/atau penyelewengan-penyelewengan yang telah terjadi, tetapi lebih penting lagi, harus diketemukan sebab-sebab mengapa kelemahan-kelemahan itu timbul, juga harus diketemukan sebab-sebab mengapa penyimpangan-penyimpangan itu terjadi.

2.2 KEPALA BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN
1.      Nama Jabatan           : Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan
2.      Pengertian                  :
Seorang perawat profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur serta mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
3.      Persyaratan   :
a.       Pendidikan                  : 1) Sarjana keperawatan ( diutamakan )
              2) Ahli Madya Keperawatan / kebidanan
b. Kursus pelatihan          : 1) Perjenjangan : ADUM
                                           2) Administrasi Manajemen Keperawatan
c. Pengalaman kerja         : 1) Sebagai koordinator minimal 3 tahun
                                           2) sebagai kepala ruangan minimal 5 tahun
4.      Tanggung jawab :
Secara struktural bertanggung jawab kepada wadir pelayanan terhadap hal-hal :
a.         Kebenaran program dan kelancaran kegiatan orientasi tenaga keperawatan yang baru.
b.         Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan
c.         Kebenaran dan ketepatan kebutuhan peralatan keperawatan
d.        Kebenaran dan ketepatan penggunaan peralatan keperawatan
e.         Kebenaran program pengembangan staf tenaga keperawatan
f.          Kesesuaian rencana kegiatan kursus penyegaran dan kegiatan ilmiah
g.         Kebenaran dan ketepatan rancangan standar pelayanan atau asuhan keperawatan
h.         Kebenaran dan ketepatan protap atau SOP pelayanan keperawatan
i.           Kebenaran dan ketepatan penempatan tenaga keperawatan
j.           Keobjektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan ( DP3 )
k.         Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelayanan keperawatan
l.           Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan program bimbingan mahasiswa institusi pendidikan atau praktikum keperawatan
m.       Kebenaran dan ketepatan program pengendalian mutu pelayanan asuhan keperawatan di rumah sakit
5.      Wewenang
a.       Memberikan pengarahan dan bimbingan pelaksanaan fungsi keperawatan
b.      Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan
c.       Mengkordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan dan penggunaan peralatan keperawatan

2.3 KEPALA RUANG RAWAT
1.      Pengertian : Seorang tenaga perawat profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di ruangan.
2.      Persyaratan :
-       Sarjana keperawatan dengan pengalaman kerja di rumah sakit minimal 2 tahun atau sarjana muda keperawatan atau lulusan DIII keperawatan dengan pengalamn sebagai perawat pelaksana lebih dan 8 (delapan) tahun di RSUD Dokter Soeselo Slawi.
-       Memiliki sertifikat kursus “Manajemen Keperawat”.
-       Memiliki kemampuan memimpin.
-       Sehat jasmani dan rohani.
3.      Tanggung Jawab :
a.    Secara administrasi bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi.
b.    Secara fungsional bertanggung jawab kepada Ka. Bid. Keperawatan.
c.    Secara klinis medis operasional bertanggung jawab kepada dokter yang berwenang terhadap pelayanan pasien (Staf Medis Fungsional).
4.      Tugas Pokok :
Mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang yang menjadi tanggung jawabnya.

Uraian Tugas :
a.      Melaksanakan fungsi perencanaan (P1) meliputi :
1.      Merencanakan jumlah tenaga keperawatan dan jenis peralatan keperawatan yang diperlukan sebagai penunjang tercapainya pelayanan di ruang yang berada di bawah tanggung jawabnya.
2.      Merencanakan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang yang berada di bawah tanggung jawabnya.



b.      Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2) meliputi :
1.      Melaksanakan pelayanan keperawatan sesuai perencanaan.
2.      Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain yang berada di bawah tanggung jawabnya guna pemecahan masalah, menerima aspirasi dari bawah serta menyampaikan informasi dan kebijakan atasan.
3.      Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenagaa perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan standar.
4.      Berkolaborasi dengan dokter selma kunjungan keliling ( Visite dokter) untuk memeriksa pasien dan mencatat program pengobatan, menyampaikan kepada staf untuk dilaksanakan.
5.      Menyusun dan mengatur jadwal dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain diruang yang menjadi tanggung jawabnya.

c.       Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) meliputi :
1.      Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan diruang yang berada dibawah tanggung jawabnya.
2.      Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
3.      Mengawasi sistem pencatatn dan pelaporan kegiatan keperawatan, medis, administrasi yang berada diwilayah tanggung jawab



BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan penjelasan uraian tugas kepala bidang dan kepala ruang pelayanan keperawatan suatu rumah sakit di atas, pada dasarnya didalam fungsi manajemen rumah sakit dengan teori Dr. Sondang P Siagian sama namun ada beberapa perbedaan antara antara keduanya.

A.      KEPALA BIDANG
Dalam uraian tugas kepala bidang rumah sakit pada poin wewenang kepala bidang disebutkan wewenang kepala bidang adalah :
1.    Memberikan pengarahan dan bimbingan pelaksanaan fungsi keperawatan
2.    Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan
3.    Mengkordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan dan penggunaan peralatan keperawatan

Pada point pertama dijelaskan wewenang kepala bidang adalah memberikan pengarahan dan bimbingan pelaksanaan fungsi keperawatan. Jika dibandingkan dengan teori Dr. Sondang maka point tersebut masuk ke dalam fungsi manajemen motivating atau penggerak. “Motivating” secara implisit berarti bahwa pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para bawahannya dan dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instuksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan.
Jika dilihat kembali dari pengertian motivating itu sendiri didapatkan kesamaan yaitu sama sama memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pelaksanaaan fungsi keperawatan.
Kemudian untuk point kedua dijelaskan wewenang kepala bidang adalah melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan. Jika dibandingkan dengan teori Dr. Sondang maka point tersebut masuk ke dalam fungsi manajemen penilaian atau evaluating.
Berdasarkan teori fungsi manajemen Dr. Sondang dijelaskan penilaian adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang telah dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.
Pada point terakhir dijelaskan wewenang kepala bidang adalah mengkordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan dan penggunaan peralatan keperawatan.
Menurut penjelasan point ketiga saat dibandingkan dengan uraian teori fungsi manajemen Dr. Sondang point tersebut masuk dalam dua fungsi manajemen yang berbeda.
Pengoordinasian dalam wewenang kepala bidang termasuk dalam fungsi manajemen pengorganisasian atau organizing. Pengorganisasian ialah keseluruhan proses pengelompokan orang – orang, alat – alat, tugas – tugas, tanggungjawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Makna kesatuan tersebut dapat merujuk pada makna pengoordinasian.
Sedangkan mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan dan penggunaan peralatan keperawatan dalam wewenang kepala bidang termasuk kedalam fungsi manajemen pengawasan atau controling. Pengawasan ialah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Setelah dibandingkan antara fungsi manajemen kepala bidang dengan teori Dr. Sondang ada perbedaan dalam salah satu fungsinya, yaitu pada fungsi perencanaan. Dalam fungsi manajemen kepala bidang tidak terdapat fungsi perencanaan.
Padahal menurut teori fungsi manajemen Dr. Sondang planning merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Sehingga perencanaan sangat penting untuk pencapaian suatu tujuan.

B.           KEPALA RUANG
Dalam uraian tugas kepala ruang rumah sakit dijelaskan terdapat 3 tugas utama yaitu :
1.    Melaksanakan fungsi perencanaan (P1)
2.    Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2)
3.    Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3)
Pada tugas yang pertama dijabarkan bahwa tugas kepala ruang antara lain :
1.    Merencanakan jumlah tenaga keperawatan dan jenis peralatan keperawatan yang diperlukan sebagai penunjang tercapainya pelayanan di ruang yang berada di bawah tanggung jawabnya.
2.    Merencanakan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Menurut penjabaran tersebut point pertama ketika dibandingkan dengan teori Dr. Sondang masuk kedalam fungsi manajemen perencanaan atau planning. Perencanaan digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tertentu dalam rangka pencapaian tujuan.  Dan menurut Dr. Sondang menyusun rencana berarti mencari dan menemukan jawaban terhadap enam pertanyaan yaitu  what (apa), who (siapa), when (kapan), where (dimana), why (mengapa), dan how (bagaimana).
Sedangkan dalam fungsi perencanaan kepala ruang tidak jelaskan seperti yang ada dalam teori Dr. Sondang dengan menyusun 6 pertanyaaan tersebut.
Kemudian pada tugas yang kedua dijabarkan bahwa tugas kepala ruang antara lain :
1.    Melaksanakan pelayanan keperawatan sesuai perencanaan.
2.    Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain yang berada di bawah tanggung jawabnya guna pemecahan masalah, menerima aspirasi dari bawah serta menyampaikan informasi dan kebijakan atasan.
3.    Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenagaa perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan standar.
4.    Berkolaborasi dengan dokter selma kunjungan keliling ( Visite dokter) untuk memeriksa pasien dan mencatat program pengobatan, menyampaikan kepada staf untuk dilaksanakan.
5.    Menyusun dan mengatur jadwal dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain diruang yang menjadi tanggung jawabnya.
Menurut penjabaran diatas jika dilihat dari tugas tugas tersebut jika dibandingkan dengan teori fungsi manajemen Dr. Sondang termasuk kedalam fungsi penggerakan atau motivating. Yang pada intinya antara keduanya menjabarkan fungsi penggerakan yang sama, yaitu sama sama memberikan pengarahan, motivasi, dan pelaksanaan rencana yang sudah dibuat.
Sedangkan pada tugas yang ketiga dijabarkan bahwa tugas kepala ruang antara lain :
1.    Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan diruang yang berada dibawah tanggung jawabnya.
2.    Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
3.    Mengawasi sistem pencatatn dan pelaporan kegiatan keperawatan, medis, administrasi yang berada diwilayah tanggung jawab
Penjelasan tersebut merujuk pada dua fungsi yang berbeda jika dilihat dari teori Dr. Sondang, yaitu fungsi pengawasan (controling) dan fungsi penilaian (evaluating). Menurut teori Dr. Sondang antara pengawasan dan penilaian dalam fungsi manajemen posisinya dipisahkan. Pengawasan dilakukan pada saat kegiatan sedang berjalan , sedangkan penilaian ditujukan kepada satu fase tertentu dalam satu proses setelah fase itu seluruhnya selesai dikerjakan.
Jika dilihat dari fungsi manajemen kepala ruang antara pengawasan dan penilaian dilakukan secara bersamaan. Namun pada dasarnya antara kedua uraian tersebut memiliki maksud yang sama.

MATRIKS PEMBAHASAN


BAB IV
PENUTUP

4.1    KESIMPULAN
1.    Fungsi manajemen menurut Dr. Sondang terdiri dari perencanaaan ( planning), pengorganisasian ( organizing), penggerakan (motivating), pengawasan (controling), dan penilaian (evaluating)
2.    Secara keseluruhan antara teori Dr. Sondang dengan teori di rumah sakit memiliki banyak kesamaan, hanya saja pada bahasan kepala bidang ditemukan adanya perbedaan pada perencanaan.

4.2    SARAN
Dengan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengalisa perbedaan dan persamaan antara teori yang dijabarkan oleh Dr. Sondang dengan teoti fungsi manajemen yang diuraikan oleh rumah sakit.





DAFTAR PUSTKA

Burhanudin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
Bumi aksara Jakarta, 1995
Handoko, T Hani. Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1998
Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan, Raja Grafindo Persada, Jakarta,2001
Robbin, Stephen P. Teori Organisasi, struktur, Desain dan Aplikasi, Archan, Jakarta,1995.
Siagian, Sondang P. Filsafat Administrasi, Gunung Agung, Jakarta. 1997.