Friday, October 5, 2012

PUISI LAGI


Air & Batu
Bagai air yang terbelah kapak,
akan tumpah meluber tak tertampung ,

ketika pukulan baru datang smakin meratakan muatannya,
smakin hilang,
hanyut tak berbekas,

ketika goresan baru menghampiri ,
akan leleh tanpa secoret titik ,

ketika arus datang,
akan mengalir lurus berkelok ,
menjauh dan smakin menepi ,
smpai akhirnya tak mampu tuk digapai.

Air tenang tak selamanya bersahabat ,
adanya lingkungan ,
membuatnya bergelombang,
tenang namun mengajak kita dalam kegelapan.

Lain air lain pula batu.
Ketika digenggam akan tetap tertempel,
tetap membulat tanpa memecah menjadi serpihan,

ketika dipahat dgn telaten ,
menghasilkan sebuah pola dgn nilai jual tinggi,
akan terus membekas saat kita gores ,

dan ketika mendapat pukulan,
tetap bertengger manis bahkan mampu menangkapnya sbgai asumsi baru.

Batu yg krg disukai tetapi air yg lbh mudah dtrima,
btu yg dianggap penghambat , air yg dianggap mengalir.
Air yg kta pukulkan ke batu , hnya akan melelehkan air itu sndri,
dan btu yg memukul air akan menghantam laju air.

Air dan batu bagai dua manusia yang mmpunyai watak berbeda,
ini dilihat berdasarkan ilmu dan kepribadian yang mereka punya

No comments:

Post a Comment