PERBANDINGAN FUNGSI MANAJEMEN MENURUT TEORI DR. SONDANG P SIAGIAN DENGAN TEORI DALAM
RUMAH SAKIT
Disusun oleh :
1.
Pindinus Saputra
2.
Renanda Tri Amanda
3.
Rizal Qolbi
Fatkhullah
4.
Sea Paradise
5.
Siti Awaliyah Ulfa
6.
Siti Umayah
7.
Syufah Mutoharoh
8.
Wiwi Safitri
9.
Yuana Meliawati
10.
Yusni Maryati
STIKES BHAKTI
MANDALA HUSADA SLAWI
Jl. Cut Nyak
Dien Kalisapu slawi Kab. Tegal
TAHUN 2013 /
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan kenikmatan
kepada kita semua sehingga kami bisa
membuat makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Kami Mengucapkan
terimakasih kepada pihak - pihak yang telah membantu dan mendukung kegiatan
kami dalam pembuatan makalah ini. Kami sadar makalah ini masih banyak
kekurangan. Kami mengharap kritik dan saran dari pihak – pihak sebagai
penunjang dalam pembuatan makalah ini.
Akhir
kata kami mengucapkan terimakasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Oktober
2014
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR...........................................................................................
ii
DAFTAR
ISI.........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................
1
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 TEORI Dr.
SONDANG P SIAGIAN....................................................
2
2.2 KEPALA BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN.....................
8
2.3 KEPALA RUANG RAWAT...............................................................
10
BAB III
PEMBAHASAN...................................................................................
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN....................................................................................
16
4.2 SIMPULAN..........................................................................................
16
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................
17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengadakan bermacam-macam
aktifitas fisik maupun psikis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya
secara maksimal. Salah satu aktifitas itu ditujukan sebagai sebuah proses untuk
menyelesaikan tugas yang diakhiri dengan sebuah karya yang dapat dinikmati oleh
manusia. Proses itulah yang dalam kehidupan kita sebut bekerja.
Dimasa sekarang ini, manusia selalu saling membutuhkan satu sama lain agar
tujuan dalam hidup dapat lebih mudah tercapai. Dari rasa saling membutuhkan ini
muncul keinginan untuk bekerja sama dalam satu hal ataupun
lainnya. Dari kerja sama ini kemudian muncul keinginan untuk dapat mengatur,
merencanakan, dan mengevaluasi tujuan kerja sama yang semula diharapkan.
Organisasi memulai fungsi pertama yaitu perencanaan dalam mencapai tujuan.
Kemudian dilaksanakan melalui berbagai upaya seperti berbagai tugas menempatkan
petugas yang tepat. Temuan dalam pengawasan merupakan umpan balik yang sangat
berguna untuk memperbaiki perencanaan tahapan berikutnya. Inilah kesinambungan
sustainable dan perencanaannya disebut rulling plan.
B.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui fungsi manajemen menurut Dr. Sondang P Siagian
2.
Untuk
mengetahui fungsi manajemen suatu rumah sakit
3.
Untuk
mengetahui perbandingan fungsi manajemen antara teori dr. Sondang dengan rumah
sakit
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 TEORI Dr. SONDANG P SIAGIAN
Telah diketahui bahwa pada dasarya
administrasi berfungsi untuk menentukan tujuan organisasi dan merumuskan
kebijakan umum, sedangkan manajemen berfungsi untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam
batas-batas kebijaksanaan umum yang telah dirumuskan.
Dalam proses pelaksanaannya,
administrasi dan manajemen mempunyai tugas-tugas tertentu yang harus
dilaksanakan sendiri. Tugas-tugas itulah yang biasa disebut/diartikan sebagai
fungsi-fungsi administrasi dan manajemen.
Menurut Prof Dr Sondang P Siagian MA, manajemen
adalah bertujuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan kegiatan-kegiatan orang lain.
Dalam bukunya “Fungsi-fungsi
managerial” dan “Filsafat Administrasi” Dr. Sondang
menjelaskan fungsi – fungsi administrasi
dan manajemen itu ialah :
1.
Perencanaan
(Planning)
2.
Pengorganisasian
(Organizing)
3.
Pemberian
Motivasi (Motivating)
4.
Pengawasan
(Controling)
5.
Penilaian
(Evaluating)
Fungsi-fungsi
tersebut mutlak harus dijalankan oleh administrasi dan manajemen.
Ketidakmampuan untuk menjalankan fungsi-fungsi itu akan mengakibatkan lambat
atau cepat matinya organisasi.
A.
Perencanaan (Planning)
Planning
dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Pengertian
tersebut menunjukan bahwa perencanaan merupakan fungsi administrasi dan
manajemen yang pertama. Alasannya ialah bahwa tanpa adanya rencana, maka tidak
ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka usaha pencapain
tujuan. Perencanaan menjadi fungsi pertama karena ia merupakan dasar dan titik
tolak dari kegiatan pelaksanaan selanjutnya.
Salah
satu cara yang paling mudah dikemukakan dalarn penyusunan rencana adalah dengan
mengatakan bahwa perencanaan berarti mencari dan menemukan jawaban terhadap 6 pertanyaan yaitu :
1.
What
(Apa)
2.
Where
(Dimana)
3.
When
(Kapan)
4. How (Bagaimana)
5. Who (Siapa)
6. Why (Mengapa)
Pertanyaan tersebut menjadi:
1.
Apa
kegiatan – kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya ?
2.
Dimana
kegiatan – kegiatan tertentu dijalankan? Pertanyaan ini mencakup letak bangunan
organisasi yang hendak didirikan, tata ruang yang disusun, tempat sumber tenaga
kerja.
3.
Kapan
kegiatan – kegiatan tertentu hendak dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa dalam
rencana harus
tergambar sistem prioritas yang dipergunakan, penjadwalan waktu dan hal-hal
yang berhubungan dengan faktor waktu.
4.
Bagaimana
cara melaksanakan kegiatan – kegiatan ke arah tercapainya tujuan ? Yang dicakup oleh pertanyaan ini
menyangkut soal sistem dan tata kerja, standar yang harus dipenuhi, cara pembuatan dan
penyampaian laporan, cara menyimpan dokumen dan lain-lain.
5.
Pertanyaan
“siapa” berarti diketemukannya jawaban
dalam rencana tentang gambaran pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab.
6.
Secara
filosofis, pertanyaan yang terpenting di antara rangkaian pertanyaan ini ialah
pertanyaan “mengapa”. Terpenting karena pertanyaan ini ditunjukan kepada
kelima pertanyaan yang mendahuluinya. Jika kelompok pimpinan dapat memuaskan
dirinya atas jawaban-jawaban yang diperoleh terhadap keenam pertanyaan itu,
akan terciptalah suatu rencana yang baik.
B.
Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian
ialah keseluruhan proses pengelompokan orang – orang, alat – alat, tugas – tugas,
tanggungjawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi
yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditentukan.
Definisi
tersebut menunjukan bahwa pengorganisasian
merupakan langkah pertama ke arah pelaksanaan rencana yang telah tersusun
sebelumnya. Dengan demikian adalah suatu hal yang logis pula apabila
pengorganisasian sebagai fungsi administrasi dan manajemen ditempatkan sebagai
fungsi kedua, mengikuti fungsi perencanaan. Juga terlihat dalam definisi itu
bahwa pelaksanaan fungsi pengorganisasian menghasilkan suatu organisasi yang
dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang bulat.
Organisasi
sebagai alat administrasi dan manajemen terlihat penting apabila diingat bahwa
bergerak tidaknya organisasi ke arah pencapain tujuan sangat tergantung atas
kemampuan manusia dalam organisasi menggerakan organisasi itu ke arah yang
telah ditetapkan.
C. Penggerakan (Motivating)
Penggerakan
ialah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikan
rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi
dengan efisien dan ekonomis.
“Motivating” secara implisit berarti bahwa
pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para bawahannya dan dengan demikian
dapat memberikan bimbingan, instuksi, nasehat dan
koreksi jika diperlukan.
Pelaksanaan
fungsi “Motivating” dalam organisasi dapat dijalankan dengan baik dengan
menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1.
Jelaskan
tujuan organisasi kepada setiap orang yang ada dalam organisasi.
2.
Usahakan
agar setiap orang menyadari, memahami serta menerima baik tujuan tersebut.
3.
Usahakan
agar setiap orang mengerti struktur organisasi.
4.
Tekankan
pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
5.
Perlakukan
setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian.
6.
Berikan
penghargaan serta pujian kepada bawahan yang cakap dan teguran serta bimbingan
kepada orang-orang yang kurann mampu bekerja.
7.
Yakinkan
setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalain organisasi tujuan pribadi
orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal-maksimalnya.
D. Pengawasan
(Controling)
Pengawasan
ialah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Dari definisi ini jelas terlihat
bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan.
Artinya
bahwa perencanaan dan pengawasan merupakan kedua belahan mata uang yang sama.
Jelas bahwa tanpa rencana pengawasan tidak mungkin dilaksanakan karena tidak
ada pedoman untuk melakukan pengawasan itu. Sebaliknya rencana tanpa pengawasan
akan berarti timbulnya penyimpangan-penyimpangan dan atau
penyelewengan-penyelewengan yang serius tanpa ada alat untuk mencegahnya.
Jelaslah
kiranya bahwa pengawasan sangat menentukan peranannya dalam usaha pencapaian
tujuan. Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pengawasan itu mutlak diperlukan
karena manusia bersifat salah dan khilaf. Dus manusia dalam organisasi perlu
diamati, bukan dengan maksud untuk mencari kesalahannya kemudian menghukumnya,
akan tetapi untuk mendidik dan membimbing. Hal ini kiranya sangat penting untuk
diperhatikan karena para pemimpin dalam suatu organisasi sering lupa bahwa
seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang ikhlas memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan. Hanya saja
setelah kesalahan diperbuat, adalah menjadi tugas pimpinan untuk memperbaiki
kesalahan itu dengan jalan memberikan bimbingan kepada bawahannya agar ia tidak
mengulangi kesalahan yang sama, akan tetapi berani untuk berbuat kesalahan yang
lain.
Jika
seorang bawahan selalu diancam dengan hukuman setiap kali ia berbuat kesalahan,
maka bawahan tersebut tidak akan berkembang karena dalam setiap tindakannya ia
akan selalu dikuasai oleh rasa takut. Akibatnya ia tidak akan berani mempunyai
prakarsa,mengambil keputusan dan akhimya akan kehilangan kepercayaan pada
dirinya sendiri. Ini tidak boleh terjadi.
Kendati
demikian perlu diperhatikan pula bahwa pernyataan diatas tidak berarti bahwa
seorang pimpinan tidak boleh menghukum bawahannya. Memang seorang pimpinan
dapat bertindak punitif jika seorang bawahan, meskipun telah berulang kali
dibimbing, terus menerus berbuat kesalahan yang sama.
Proses
pengawasan pada dasamya dilaksanakan oleh administrasi , manajemen dengan
mempergunakan dua macam teknik, yakni:
1. Pengawasan langsung (direct
control)
2. Pengawasan tidak langsung (indirect
control)
Yang
dimaksud pengawasan langsung ialah apabila pimpinan organisasi mengadakan
sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan. Sementara
pengawasan tidak langsung ialah pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan ini
dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan. Laporan itu dapat
berbentuk tertulis dan lisan.
Kelemahan
daripada pengawasan tidak langsung ialah bahwa sering para bawahan hanya
melaporkan hal-hal yang positif saja Padahal, seorang pimpinan yang baik akan
menuntut bawahannya untuk melaporkan beberapa hal, baik yang bersifat positif
maupun negatif Karena kalau hanya hal-hal yang positif saja yang dilaporkan,
pimpinan tidak akan mengetahui keadaan yang sesungguhnya. Akibatnya dia akan
mengambil kesimpulan yang salah. Lebih jauh lagi ia akan mengambil keputusan
yang salah.
Kesimpulannya
ialah bahwa pengawasan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila hanya
bergantung kepada laporan saja, karena itu pengawasan tidak langsung tidak
cukup. Adalah bijaksana apabila pimpinan organisasi menggabungkan teknik
pengawasan langsung dan tidak langsung dalam melakukan fungsi pengawasan itu.
E.
Penilaian
(evaluating)
Penilaian
adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang telah
dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa hakekat dari penilaian adalah penilaian
ditujukan kepada satu fase tertentu dalam satu proses setelah fase itu
seluruhnya selesai dikerjakan. Berbeda dengan pengawasan yang ditujukan kepada
fase yang masih dalam proses pelaksanaan.
Penilaian
bersifat korektif terhadap fase yang telah selesai dikerjakan. Korektifitas
yang menjadi sifat penilaian itu sangat berguna bukan untuk fase yang telah
selesai, akan tetapi untuk fase berikutnya. Artinya, melalui penilaian harus
diketemukan kelemahan-kelemahan sistem yang dipergunakan dalam fase yang baru
saja selesai. Juga harus diketemukan penyimpangan-penyimpangan dan/atau
penyelewengan-penyelewengan yang telah terjadi, tetapi lebih penting lagi,
harus diketemukan sebab-sebab mengapa kelemahan-kelemahan itu timbul, juga
harus diketemukan sebab-sebab mengapa penyimpangan-penyimpangan itu terjadi.
2.2 KEPALA
BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN
1. Nama Jabatan
: Kepala Bidang Pelayanan
Keperawatan
2. Pengertian :
Seorang perawat profesional yang
diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur serta mengendalikan kegiatan
pelayanan keperawatan di rumah sakit.
3. Persyaratan :
a. Pendidikan
: 1) Sarjana keperawatan
( diutamakan )
2) Ahli Madya Keperawatan / kebidanan
b. Kursus pelatihan : 1) Perjenjangan : ADUM
2) Administrasi Manajemen Keperawatan
c. Pengalaman kerja : 1) Sebagai koordinator minimal 3
tahun
2) sebagai kepala ruangan minimal 5 tahun
4. Tanggung jawab
:
Secara struktural bertanggung jawab
kepada wadir pelayanan terhadap hal-hal :
a.
Kebenaran program dan kelancaran
kegiatan orientasi tenaga keperawatan yang baru.
b.
Kebenaran dan ketepatan rencana
kebutuhan tenaga keperawatan
c.
Kebenaran dan ketepatan kebutuhan
peralatan keperawatan
d.
Kebenaran dan ketepatan penggunaan
peralatan keperawatan
e.
Kebenaran program pengembangan staf
tenaga keperawatan
f.
Kesesuaian rencana kegiatan kursus penyegaran
dan kegiatan ilmiah
g.
Kebenaran dan ketepatan rancangan
standar pelayanan atau asuhan keperawatan
h.
Kebenaran dan ketepatan protap atau SOP
pelayanan keperawatan
i.
Kebenaran dan ketepatan penempatan
tenaga keperawatan
j.
Keobjektifan dan kebenaran penilaian
kinerja tenaga keperawatan ( DP3 )
k.
Kebenaran dan ketepatan laporan berkala
pelaksanaan pelayanan keperawatan
l.
Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan
program bimbingan mahasiswa institusi pendidikan atau praktikum keperawatan
m. Kebenaran
dan ketepatan program pengendalian mutu pelayanan asuhan keperawatan di rumah
sakit
5. Wewenang
a. Memberikan
pengarahan dan bimbingan pelaksanaan fungsi keperawatan
b. Melakukan
penilaian kinerja tenaga keperawatan
c. Mengkordinasikan,
mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan dan penggunaan peralatan keperawatan
2.3
KEPALA RUANG RAWAT
1.
Pengertian
:
Seorang tenaga perawat profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang
dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di ruangan.
2.
Persyaratan
:
-
Sarjana keperawatan dengan pengalaman kerja
di rumah sakit minimal 2 tahun atau sarjana muda keperawatan atau lulusan DIII
keperawatan dengan pengalamn sebagai perawat pelaksana lebih dan 8 (delapan)
tahun di RSUD Dokter Soeselo Slawi.
-
Memiliki sertifikat kursus “Manajemen
Keperawat”.
-
Memiliki kemampuan memimpin.
-
Sehat jasmani dan rohani.
3. Tanggung Jawab :
a. Secara
administrasi bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi.
b. Secara
fungsional bertanggung jawab kepada Ka. Bid. Keperawatan.
c. Secara
klinis medis operasional bertanggung jawab kepada dokter yang berwenang
terhadap pelayanan pasien (Staf Medis Fungsional).
4. Tugas Pokok :
Mengatur
dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang yang menjadi tanggung
jawabnya.
Uraian Tugas :
a.
Melaksanakan
fungsi perencanaan (P1) meliputi :
1. Merencanakan
jumlah tenaga keperawatan dan jenis peralatan keperawatan yang diperlukan
sebagai penunjang tercapainya pelayanan di ruang yang berada di bawah tanggung
jawabnya.
2. Merencanakan
kegiatan pelayanan keperawatan di ruang yang berada di bawah tanggung jawabnya.
b.
Melaksanakan
fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2) meliputi :
1. Melaksanakan
pelayanan keperawatan sesuai perencanaan.
2. Mengadakan
pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain yang berada di
bawah tanggung jawabnya guna pemecahan masalah, menerima aspirasi dari bawah
serta menyampaikan informasi dan kebijakan atasan.
3. Memberi
pengarahan dan motivasi kepada tenagaa perawatan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai ketentuan standar.
4. Berkolaborasi
dengan dokter selma kunjungan keliling ( Visite dokter) untuk memeriksa pasien
dan mencatat program pengobatan, menyampaikan kepada staf untuk dilaksanakan.
5. Menyusun
dan mengatur jadwal dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain diruang yang
menjadi tanggung jawabnya.
c.
Melaksanakan
fungsi pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) meliputi :
1. Mengawasi
dan mengendalikan kegiatan pelayanan diruang yang berada dibawah tanggung
jawabnya.
2. Mengawasi
dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
3. Mengawasi
sistem pencatatn dan pelaporan kegiatan keperawatan, medis, administrasi yang
berada diwilayah tanggung jawab
BAB
III
PEMBAHASAN
Berdasarkan
penjelasan uraian tugas kepala bidang dan kepala ruang pelayanan keperawatan
suatu rumah sakit di atas, pada dasarnya didalam fungsi manajemen rumah sakit
dengan teori Dr.
Sondang P Siagian sama namun ada beberapa perbedaan antara antara keduanya.
A.
KEPALA
BIDANG
Dalam uraian tugas kepala bidang rumah
sakit pada poin wewenang kepala bidang disebutkan wewenang kepala bidang adalah
:
1.
Memberikan pengarahan dan bimbingan
pelaksanaan fungsi keperawatan
2.
Melakukan penilaian kinerja tenaga
keperawatan
3.
Mengkordinasikan, mengawasi dan
mengendalikan pelaksanaan dan penggunaan peralatan keperawatan
Pada point pertama dijelaskan wewenang
kepala bidang adalah memberikan pengarahan dan bimbingan pelaksanaan fungsi
keperawatan. Jika dibandingkan dengan teori Dr. Sondang maka point tersebut masuk ke
dalam fungsi manajemen motivating atau penggerak. “Motivating” secara implisit berarti bahwa
pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para bawahannya dan dengan demikian
dapat memberikan bimbingan, instuksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan.
Jika
dilihat kembali dari pengertian motivating itu sendiri didapatkan kesamaan
yaitu sama sama memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pelaksanaaan fungsi
keperawatan.
Kemudian
untuk point kedua dijelaskan wewenang kepala bidang adalah melakukan
penilaian kinerja tenaga keperawatan. Jika dibandingkan dengan teori Dr. Sondang maka point tersebut masuk ke
dalam fungsi manajemen penilaian atau evaluating.
Berdasarkan teori fungsi manajemen Dr. Sondang dijelaskan penilaian adalah proses pengukuran
dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang telah dicapai dengan hasil-hasil
yang seharusnya dicapai.
Pada
point terakhir dijelaskan wewenang kepala bidang adalah mengkordinasikan,
mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan dan penggunaan peralatan keperawatan.
Menurut penjelasan point ketiga saat
dibandingkan dengan uraian teori fungsi manajemen Dr. Sondang point tersebut masuk dalam
dua fungsi manajemen yang berbeda.
Pengoordinasian dalam wewenang kepala
bidang termasuk dalam fungsi manajemen pengorganisasian atau organizing. Pengorganisasian ialah keseluruhan
proses pengelompokan orang – orang, alat – alat, tugas – tugas, tanggungjawab
dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan. Makna kesatuan tersebut dapat merujuk pada makna pengoordinasian.
Sedangkan
mengawasi
dan mengendalikan pelaksanaan dan penggunaan peralatan keperawatan dalam
wewenang kepala bidang termasuk kedalam fungsi manajemen pengawasan atau
controling. Pengawasan
ialah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Setelah
dibandingkan antara fungsi manajemen kepala bidang dengan teori Dr. Sondang ada perbedaan dalam salah
satu fungsinya, yaitu pada fungsi perencanaan. Dalam fungsi manajemen kepala
bidang tidak terdapat fungsi perencanaan.
Padahal
menurut teori fungsi manajemen Dr. Sondang planning merupakan keseluruhan proses pemikiran
dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang
akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Sehingga
perencanaan sangat penting untuk pencapaian suatu tujuan.
B.
KEPALA RUANG
Dalam uraian tugas kepala ruang rumah
sakit dijelaskan terdapat 3 tugas utama yaitu :
1.
Melaksanakan fungsi perencanaan (P1)
2. Melaksanakan
fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2)
3. Melaksanakan
fungsi pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3)
Pada tugas yang pertama dijabarkan bahwa
tugas kepala ruang antara lain :
1. Merencanakan
jumlah tenaga keperawatan dan jenis peralatan keperawatan yang diperlukan
sebagai penunjang tercapainya pelayanan di ruang yang berada di bawah tanggung
jawabnya.
2. Merencanakan
kegiatan pelayanan keperawatan di ruang yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Menurut penjabaran tersebut point
pertama ketika dibandingkan dengan teori Dr.
Sondang masuk kedalam fungsi manajemen perencanaan atau planning. Perencanaan
digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tertentu dalam rangka pencapaian
tujuan. Dan menurut Dr. Sondang menyusun rencana berarti mencari dan
menemukan jawaban terhadap enam pertanyaan yaitu what (apa), who (siapa), when (kapan), where
(dimana), why (mengapa), dan how (bagaimana).
Sedangkan
dalam fungsi perencanaan kepala ruang tidak jelaskan seperti yang ada dalam
teori Dr. Sondang dengan menyusun 6
pertanyaaan tersebut.
Kemudian pada tugas yang kedua
dijabarkan bahwa tugas kepala ruang antara lain :
1. Melaksanakan
pelayanan keperawatan sesuai perencanaan.
2. Mengadakan
pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain yang berada di
bawah tanggung jawabnya guna pemecahan masalah, menerima aspirasi dari bawah
serta menyampaikan informasi dan kebijakan atasan.
3. Memberi
pengarahan dan motivasi kepada tenagaa perawatan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai ketentuan standar.
4. Berkolaborasi
dengan dokter selma kunjungan keliling ( Visite dokter) untuk memeriksa pasien
dan mencatat program pengobatan, menyampaikan kepada staf untuk dilaksanakan.
5. Menyusun
dan mengatur jadwal dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain diruang yang
menjadi tanggung jawabnya.
Menurut penjabaran diatas jika
dilihat dari tugas tugas tersebut jika dibandingkan dengan teori fungsi
manajemen Dr.
Sondang termasuk kedalam fungsi penggerakan atau motivating. Yang pada intinya
antara keduanya menjabarkan fungsi penggerakan yang sama, yaitu sama sama memberikan
pengarahan, motivasi, dan pelaksanaan rencana yang sudah dibuat.
Sedangkan
pada tugas yang ketiga dijabarkan bahwa tugas kepala ruang antara lain :
1. Mengawasi
dan mengendalikan kegiatan pelayanan diruang yang berada dibawah tanggung
jawabnya.
2. Mengawasi
dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
3. Mengawasi
sistem pencatatn dan pelaporan kegiatan keperawatan, medis, administrasi yang
berada diwilayah tanggung jawab
Penjelasan tersebut merujuk pada dua
fungsi yang berbeda jika dilihat dari teori Dr. Sondang, yaitu fungsi pengawasan
(controling) dan fungsi penilaian (evaluating). Menurut teori Dr. Sondang antara pengawasan dan
penilaian dalam fungsi manajemen posisinya dipisahkan. Pengawasan dilakukan
pada saat kegiatan sedang berjalan , sedangkan penilaian ditujukan kepada satu fase tertentu
dalam satu proses setelah fase itu seluruhnya selesai dikerjakan.
Jika
dilihat dari fungsi manajemen kepala ruang antara pengawasan dan penilaian
dilakukan secara bersamaan. Namun pada dasarnya antara kedua uraian tersebut
memiliki maksud yang sama.
MATRIKS
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
1.
Fungsi
manajemen menurut Dr. Sondang terdiri dari perencanaaan ( planning),
pengorganisasian ( organizing), penggerakan (motivating), pengawasan (controling),
dan penilaian (evaluating)
2.
Secara
keseluruhan antara teori Dr. Sondang dengan teori di rumah sakit memiliki
banyak kesamaan, hanya saja pada bahasan kepala bidang ditemukan adanya
perbedaan pada perencanaan.
4.2
SARAN
Dengan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengalisa perbedaan dan
persamaan antara teori yang dijabarkan oleh Dr. Sondang dengan teoti fungsi
manajemen yang diuraikan oleh rumah sakit.
DAFTAR PUSTKA
Burhanudin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan
Bumi aksara Jakarta, 1995
Handoko, T Hani. Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1998
Kartono,
Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan, Raja Grafindo Persada, Jakarta,2001
Robbin, Stephen P. Teori Organisasi, struktur, Desain dan Aplikasi,
Archan, Jakarta,1995.
Siagian, Sondang P. Filsafat Administrasi, Gunung Agung,
Jakarta. 1997.