Sunday, September 21, 2014

ASIDOSIS



ASIDOSIS
            Asidosis adalah suatu keadaan adanya peningkatan asam didalam darah yang disebabkan oleh berbagai keadaan  dan penyakit tertentu yang mana tubuh tidak bisa mengeluarkan asam dalam mengatur keseimbangan asam basa. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan fungsi sistem organ tubuh manusia.     
            Gangguan keseimbangan ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu metabolik dan respiratorik. Ginjal dan paru merupakan dua organ yang berperan penting dalam pengaturan keseimbangan ini. ( Siregar P et. al, 2001 )

I.     ASIDOSIS METABOLIK
          Asidosis metabolik merupakan suatu kondisi dimana tubuh memproduksi terlalu banyak asam, atau bila ginjal tidak mengeluarkan cukup asam dari tubuh.
          Jenis asidosis metabolik :
a.       Asidosis diabetes (juga disebut ketoasidosis diabetik dan DKA) terjadi ketika zat yang dikenal sebagai badan keton (bersifat asam) tidak terkontrol. Untuk mencegah tipe ini dapat dilakukan dengan cara menjaga diabetes tipe I tetap berada dibawah kontrol.
b.      Asidosis laktik yaitu suatu keadaan ketika terjadi penumpikan asam lemak.
       Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh beberapa penyebab umum seperti :
a.         Kegagalan ginjal untuk mengekresikan asam metabolik yang normalnya dibentuk di tubuh.
b.         Pembentukan asam metabolik yang berlebihan dalam tubuh.
c.         Penambahan asam metabolik kedalam tubuh melalui makanan
d.        Kehilangan basa dari cairan tubuh (faal)
       Kebanyakan gejala yang disebabkan oleh penyakit yang mendasari asidosis metabolik adalah pernapasan mengalami percepatan, kebingungan atau kelesuan dapat juga terjadi. Asidosis metabolik yang parah dapat menyebabkan syok atau kematian dan dalam beberapa situasi, asidosis metabolik dapat menjadi kondisi ringan, kronis (berlangsung).
       Faktor resiko asidosis metabolik antara lain kondisi dimana banyak plasma dengan asam metabolik (Gangguan ginjal, DM), kondisi tejadi penurunan bikarbonat (diare), cairan infus yang berlebihan. (NaCl), napas berbau, napas Kussmaul (dalam dan cepat), letargi, sakit kepala, kelemahan, dan disorientasi.
       Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain :
a.       Mengambil riwayat gizi dari pasien untuk menilai tingkat kekurangan gizi.
b.      Menilai lebih lanjut dengan melakukan penilaian fisik pada hatin dan denyut jantung
c.       Memeriksa tekanan darah dan suhu badan.
d.      Menilai pola pernapasan dan mengecek tingkat kesadaran.
e.       Meninjau catatan medis untuk tes laboratorium yang menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit seperti hiperkalemia dan pembacaan pH normal.

II.  ASIDOSIS RESPIRATORIK
A.      Pengertian
            Asidosis respiratorik atau kelebihan asam karbonat  merupakan gangguan klinis dimana PH kurang dari 7,35 dan tekanan parsial karbondioksida arteri (PaCO2) lebih besar dari 42 mmHg. Kondisi ini terjadi akibat tidak adekuatnya ekskresi CO2 dengan tidak adekuatnya ventilasi sehingga mengakibatkan kenaikan kadar CO2 plasma.

B.       Klasifikasi
1.    Asidosis Respiratori Akut
     Terjadi jika komponen ginjal belum berjalan dan HCO3- masih dalam keadaan normal. Seperti pada edema pulmonal akut, aspirasi benda asing, atelektasis, pneumutorak, syndrome tidur apnea, pemberian oksigen pada pasien hiperkapnea kronis (kelebihan CO2 dalam darah), ARSP.
2.    Asidosis Respiratorik Kronis
                    Terjadi jika kompensasi ginjal telah berjalan dan HCO3- telah meningkat. Terjadi pada penyakit pulmunari seperti emfisema kronis dan bronchitis, apnea tidur obstruktif.

        C.   Etiologi
1.    Hambatan pada pusat pernafasan di medula oblongata
2.    Gangguan otot-otot pernafasan dan dinding dada.
3.    Gangguan pertukaran gas
4.    Obstruksi saluran nafas atas yang akut.
5.    Hipofentilasi dihubungkan dengan penurunan fungsi pusat pernafasan seperti trauma kepala, sedasi berlebihan, anesthesia umum, alkalosis metabolic

D.    Manifestasi klinis
1.        Hiperkapnea mendadak (kenaikan PaCO2) dapat menyebabkan peningkatan frekuensi nadi dan pernafasan, peningkatan tekanan darah, kusust piker, dan perasaan penat pada kepala.
2.        Peningkatan akut pada PaCO2 hingga mencapai 60 mmHg atau lebih mengakibatkan : somnolen, kekacauan mental, stupor, dan akhirnya koma, juga menyebabkan sindrom metabolic otak, yang dapat timbul asteriksis (flapping tremor) dan mioklonus (kedutan otot).
3.        Retensi O2 menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak, maka kongesti pembuluh darah otak yang terkena menyebabkan peningkatan tekanan intra cranial dan dapat bermanifestasi sebagai papilladema (pembengkakan dikus optikus yang terlihat pada pemeriksaan dengan optalmoskop).
4.        Hiperkalemia dapat terjadi sebagai akibat konsentrasi hydrogen memperburuk mekanisme kompensatori dan berpindah kedalam sel, sehingga menyebabkan kalsium keluar dari sel.

E.     Pemeriksaan diagnostic
1.  Analisa gas darah memperlihatkan PaCO2 meningkat, lebih besar dari 45 mmHg (karena peningkatan CO2 adalah peyebab masalah).
2.  Untuk asidosis yang berlangsung lebih dari 24 jam, maka kadar bikordinat plasma akan meningkat, lebih dari 26 mEa/e, yang mencerminkan kenyataan bahwa ginjal sedang mengekresikan lebih banya H+ dan menyerap lebih banyak baja.
3.  Apabila kompensasi ginjal berhasil, maka PH plasma akan rendah, tetapi berada pada rentang normal. Apabila kompensasi tidak berhasil maka PH memperlihatkan konsentrasi H+ yang tinggi (< 7,35).
4.  PH urine akan menjadi asam (menurun 6,0).
5.  PO2 sama dengan normal atau mengalami penurunan.
6.  Saturasi O2 sama dengan menurun.
7.  Kalium serum sama dengan normal atau meningkat.
8.  Kalsium serum sama dengan meningkat.
9.  Klorida sama dengan menurun, Asam laktat sama dengan meningkat.
10.          Roentgen dada untuk menentukan segala penyakit pernafasan.
11.          Pemeriksaan EKG : untuk mengidentifikasi segala keterlibatan jantung sebagai akibat PPOK.

F.     Penatalaksanaan
1.      Pengobatan Diarahkan Untuk Memperbaiki Ventilasi Efektif Secepatnya Dengan :
§  Pengubahan posisi dengan kepala tempat tidur keatas atau posisi pasien dalam posisi semi fowler (memfasilitasi ekspansi dinding dada).
§  Latih untuk nafas dalam dengan ekspirasi memanjang (meningkatkan ekshalosi CO2).
§  Membantu dalam ekspektorasi mucus diikuti dengan penghisapan jika diperlukan (memperbaiki fentilasi perfusi).
2.      Pemberian preparat farmakologi yang digunakan sesuai indikasi. Contohnya : bronkodilator membantu menurunkan spasme bronchial, dan antibiotic yang digunakan untuk infeksi pernafasan.
3.      Tindakan hygiene pulmonary dilakukan, ketika diperlukan, untuk membersihkan saluran pernafasan dari mucus dan drainase purulen.
4.      Hidrasi yang adekuat (2-3e/hari) diindikasikan untuk menjaga membrane mukosa tetap lembab dan karenanya memfasilitasi pembuangan sekresi.
5.      Kadar O2 yang tinggi (750%) aman diberikan pada pasien selama 1-2 hari bilamana tidak ada riwayat hiperkapnea kronik.
6.      Ventilasi mekanik, mungkin diperlukan jika terjadi krisis untuk memperbaiki ventilasi pulmonary.
7.      Pemantauan gas darah arteri secara ketat selama perawatan untuk mendeteksi tanda-tanda kenaikan PaCO2 dan kemunduran ventilasi alveolar.

Sumber :
https://www.forbetterhealth.files.wordpress.com/2009/02/a001-asidosis-respiratori.pdf

No comments:

Post a Comment